Suaramedannews.com, Medan – Setiap Zaman ada tantangannya terdapat dinamika yang harus dihadapi, dan setiap langkah pasti mengandung dan mengundang masalah yang harus diubah menjadi tantangan serta peluang yang luar biasa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah masyarakat dan menciptakan laju perkembangan baru.
Melalui inovasi teknologi, telah tercipta digitalisasi yang mempercepat perputaran informasi yang mengubah pembelajaran di dunia Pendidikan . Era ini akan menjadi era ekonomi digital, menandai proses revolusioner dari apa yang disebut revolusi industri keempat atau industri 4.0
Digitalisasi telah mengubah wajah pendidikan di Indonesia.
Pendidikan bergeser, ilmu pengetahuan ada di mana-mana, sistem pembelajaran menjadi dua arah, pendidik berperan sebagai pendamping dan pembimbing bagi siswa. Implikasinya adalah peserta didik jadi lebih mandiri, kritis, kreatif, dan solutif. Perlu adanya perubahan mind set dari para pendidik: guru, dan dosen dalam melaksanakan pembelajaran. Mengubah cara-cara lama yang tidak menjadikan teknologi internet dan digital sebagai sumber dan sekaligus sarana pembelajaran menjadi adaptif dan familiar dengan teknologi digital. Tentu saja penyesuaian membutuhkan kemauan untuk belajar dan mencoba.
Mungkin sangat banyak guru yang dahulu tidak pernah bersentuhan dengan teknologi di bidang pembelajaran, maka sekarang saatnya untuk menyesuaikan diri.
Transformasi digital dalam pendidikan telah membawa perubahan revolusioner dalam pendidikan, mengubah cara kita belajar dan mengajar. Dengan adaptasi ini teknologi informasi dan komunikasi, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dinamis dan terbuka bagi akses global.
Guru akan mendapatkan banyak manfaat dengan menggunakan teknologi untuk merancang pengalaman pembelajaran yang lebih menarik dan relevan. Selain itu, transformasi digital memungkinkan penggunaan analisis data untuk mengidentifikasi kebutuhan individu siswa dalam menyelaraskan kurikulum dengan perkembangan teknologi terkini.
Dengan demikian tranformasi digital dalam pendidikan tidak hanya meningkatkan efisiensi proses belajar mengajar, tetapi juga mempersiapkan siswa dengan ketrampilan digital yang diperlukan saat ini.
Di Indonesia kemampuan yang sebaiknya ditanamkan kepada peserta didik seperti nilai budaya dan karakter yang baik kini mulai hilang akibat dari perkembangan teknologi yang begitu pesat karena perkembangan tersebut lebih menuntut kebutuhan pasar sehingga nilai-nilai karakter yang baik tidak dapat di tanamkan secara maksimal dalam diri peserta didik. Hal ini harus juga menjadi perhatian lebih karena orang cerdas yang tidak bermoral dapat menjadi ancaman dalam lingkunganya.
Perilaku yang mesti dibentuk dalam diri setiap anak didik adalah kejujuran, bertanggung jawab, saling meghargai, patuh, percaya terhadap kemampuan diri, cinta perdamaiaan serta memiliki rasa simpati terhadap orang disekelilingnya. Sikap dan karakter peserta didiknya dibentuk beriringan dengan pengembangan kecerdasan serta potensi peserta didik. Agar dapat memberikan efek yang baik dalam proses pembelajaran. Pendidikan sampai saat ini dipercaya sebagai suatu pondasi atau sebuah landasan yang sangat efektif untuk membentuk kepribadian manusia menjadi lebih baik sehingga perlunya terus perbaikan mengenai kualitas pendidikan untuk dapat menghasilkan generasi mudah yang lebih berkualitas yang dapat berguna bagi bangsa dan negara.
Berbagai karakteristik abad 21 meliputi : perkembangan teknogi yang begitu pesat, hubungan antarbangsa dan antarmanusia semakin mudah, kompetensi sumber daya manusia harus jelas menuju generasi Indonesia Emas 2045, generasi SDM yang unggul dan berdaya saing secara global. SDM dengan penguasaan iptek adalah yang diharapkan. Meski otomatisasi sudah merambah ke berbagai lini, tanpa ada SDM yang memiliki keterampilan dalam mengonsep, mencipta, hingga mengoperasikan, semua perangkat dan teknologi yang tersedia tidak akan berguna.
Mengintegrasikan teknologi informasi, perangkat lunak pendidikan yang interaktif dan kelas konvensional merupakan jalan untuk memperkaya proses pembelajaran. Kemendikbudristek dalam publikasinya juga menyatakan bahwa digitalisasi sekolah akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Kembali pada tujuan kita untuk menciptakan SDM iptek, digitalisasi pendidikan menjadi cara yang paling mendasar untuk memperkenalkan peserta didik pada iptek. Hal itu bisa kita lakukan dengan mengenalkan dan menggunakan alat-alat dan/atau aplikasi yang memang ditujukan untuk pendidikan yang komunikatif dan kolaboratif dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
Personalisasi pembelajaran menjadi penting untuk memaksimalkan potensi peserta didik, karena membebaskan siswa dari paradigma pengajaran lama yang begitu membatasi potensi dan kreativitas mereka. Dengan digitalisasi pendidikan, para pendidik diharapkan untuk membangun pembelajaran guna mengembangkan kemampuan individu dari siswa-siswanya, sehingga siswa akan belajar lebih baik dan pencapaiannya lebih maksimal, sesuai dengan potensi mereka masing-masing.
Tak ada alasan bagi kita, para pendidik, untuk tidak mengadaptasi teknologi dalam proses belajar-mengajar sehari-hari. Kita bertanggung jawab untuk mempersiapkan Generasi Indonesia Emas, suatu generasi yang sarat dengan SDM iptek.
Ada dua alasan dasar dari kebijakan pembangunan pendidikan saat ini: pertama, visi pendidikan Indonesia yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila. Kedua, tantangan kemajuan teknologi informasi dan era globalisasi. Alasan dasar pertama berkaitan dengan cita-cita ideal tentang sosok manusia yang ingin kita lahirkan dari proses pendidikan nasional. Yaitu menjadi manusia yang memiliki kemandirian, berkepribadian kuat berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila untuk menjadi bangsa dan negara yang maju dan berdaulat.
Sementara alasan dasar yang kedua berhubungan dengan perkembangan teknologi informasi yang jelas-jelas ada di depan mata kita dan menjadi bagian yang tidak terelakkan harus diadopsi dalam dunia pendidikan.
Kebutuhan akan digitalisasi dalam pembelajaran setidaknya akan membantu pendidik dan anak didik memiliki fasilitas digital yang dapat digunakan sebagai sumber belajar sekaligus sebagai sarana belajar. Guru dan siswa dapat mengakses informasi yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Ada beberapa dampak positif digitalisasi dalam pendidikan salah satu diantaranya adalah memudahkan dalam mendapatkan informasi. Sebagaimana dipahami bahwa dengan internet sekarang ini menjadi sumber informasi dan sumber pengetahuan yang mungkin bisa dinyatakan hampir tidak terbatas. Segala hal yang dibutuhkan akan dengan sangat mudah didapatkan dengan mesin pencari yang tersedia dalam jaringan internet. Guru dan siswa dapat memanfaatkannya untuk memperoleh pengetahuan dan menjawab segala hal yang ingin diketahui hanya dengan sentuhan jari. Melalui digitalisasi telah terjadi revolusi sumber belajar dan sumber pengetahuan yang melimpah dan hampir-hampir tidak terbatas.
Sisi positif berikutnya digitalisasi pembelajaran adalah proses lebih cepat dan dapat diakses oleh banyak pengguna. Dewasa ini hampir semua orang di dunia ini menjadi pengguna internet aktif, baik untuk kepentingan komunikasi melalui sosial media, maupun kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk yang hanya untuk kepentingan selingan dan hiburan.
Dalam laporan Bank Dunia tahun 2020, sebanyak 59,6% penduduk dunia menjadi pengguna internet. Artinya, jika penduduk dunia kurang lebih berjumlah delapan milyar, maka ada sekitar 4,5 milyar yang menggunakan internet. Menurut databoks.katadata.co.id pada tahun 2022 ada 4,95 Miliar penduduk dunia yang menggunakan internet. Sementara menurut data Kementerian Komunikasi dan Informasi RI, data pengguna internet di Indonesia tahun 2022 kurang lebih 202 juta orang dengan kecenderungan setiap tahun mengalami peningkatan. Artinya digitalisasi pembelajaran memungkinkan guru dan siswa untuk berbagi pengetahuan, menyampaikan hasil-hasil riset dan yang sejenisnya ke dunia maya yang dapat dibaca dan diakses oleh jutaan bahkan milyaran orang.
Digitalisasi pembelajaran juga akan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan ketersediaan sumber belajar yang melimpah serta aplikasi metode dan media pembelajaran yang banyak dikembangkan dengan teknologi digital, maka proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan tentu saja akan lebih menarik. Model-model pembelajaran yang menggunakan cara-cara lama yang cenderung monoton dan dengan kemasan yang kurang menarik, dengan digitalisasi akan dapat terurai dan terselesaikan.
Sejak diberlakukannya Kurikulum Merdeka, proses pembelajaran dalam dunia pendidikan di Indonesia mengalami transformasi digital dengan pesatnya. Salah satu program transformasi teknologi pendidikan yang dikembangkan Kemendikbudristek adalah satu contoh konkrit bahwa kedepan diperlukan digitalisasi. Untuk mendorong hal ini Kemendikbudristek telah membuat beberapa plaform pendidikan, misalnya platform merdeka mengajar. Plafform ini bertujuan untuk membantu guru, kepala sekolah dan dinas pendidikan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka serta menjadi wadah bagi guru dalam proses pembelajaran(saling berbagi untuk mendapatkan konten pembelajaran atau praktik baik yang telah dilakukan).
Penggunaan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran saat ini menjadi angin segar bagi sistem pendidikan di Indonesia. Merdeka belajar menjadi harapan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Yang kemudian kurikulum ini memberikan sebuah transformasi dalam pendidikan. Perubahan besar yang dirasakan adalah siswa bisa lebih merdeka dalam belajar.
Siswa tidak dibebani banyak pelajaran, melainkan hanya fokus pada materi yang esensial saja. Siswa memiliki banyak waktu untuk mengembangkan minat dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian, mereka bisa lebih fokus mengembangkan minat dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian kompetensi yang dimiliki sekaligus mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila.
Metode pembelajaran juga lebih aktif dan konkret sebab berbasis pada proyek. Pembelajaran berbasis proyek ini nantinya akan mencetak lulusan yang kritis dan inovatif. Guru lebih fleksibel dalam menentukan perangkat pembelajaran.
Merdeka Belajar juga memberikan kesempatan, Transformasi belajar dalam Merdeka Belajar juga memberikan kesempatan orang tua untuk lebih aktif terlibat dalam pendidikan anak-anaknya.
Orang tua menjadi patner guru dalam menfasilitasi anaknya belajar. Selain itu Merdeka Belajar juga sesuai dengan tuntutan global. Tuntutan ini yang menjadi tolok ukur pendidikan yang dilihat dari kemampuan literasi dan numerasi siswa. Dua hal ini merupakan materi esensial dari Merdeka Belajar.
Yang menjadi pertanyaan sekarang apa yang sudah dilakukan oleh guru, pimpinan sekolah dan pengelola lembaga pendidikan dalam menerima perubahan ini? Harus ada keinginan dan kesadaran dari pihak-pihak terkait untuk mendorong terciptanya transformasi pendidikan. Guru membiasakan diri untuk melaksanakan proses pembelajaran kreatif dengan menggunakan fasilitas dan sarana yang berbasiskan digital, contohnya membuat video pembelajaran dengan animasi atau melalui sumber belajar yang lain seperti Youtube dan fasilitas lain yang berbasis digital. Disisi lain, pemimpin sekolah diharapkan untuk bisa membuat kerjasama atau kolaborasi dengan sekolah lain yang lengkap fasilitas dan sarana pembelajaran digitalnya atau dengan perusahaan lain yang mempuanyai sumber daya yang baik. Hal ini dalam upaya sekolah untuk dapat mengoptimalisasikan sarana dan prasarana yang memiliki fasilitas digital yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi digital.
Saat ini era Society 5.0 adalah era yang merupakan bentuk ke 5 dari perkembangan industri yang memudahkan kehidupan manusia untuk berinteraksi dan bertransisi ke era digitaal. Dengan demikian pemanfaatkan teknologi digital untuk setiap aspek kehidupan terutama sektor Pendidikan sangat dibutuhkan karena akan mencerminkan tingkat daya saing dari sebuah negara.Dalam hal ini, peran serta guru, pimpinan sekolah ataupun Lembaga Pendidikan akan sangat berperan dalam upaya mewujudkan digitalisasi Pendidikan di Indonesia.
Digitalisasi Kurikulum Merdeka adalah langkah untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran sesuai dengan semangat Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka sendiri adalah sebuah konsep pendidikan yang mengedepankan pembebasan diri siswa dalam mengembangkan potensi dan minatnya.
Melalui digitalisasi kurikulum, pendidikan menjadi lebih adaptif dan responsif terhadap perkembangan teknologi. Ini memungkinkan siswa untuk belajar secara lebih interaktif, mandiri, dan kolaboratif. Selain itu, digitalisasi kurikulum juga memungkinkan personalisasi pembelajaran, di mana setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya masing-masing.
Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam digitalisasi Kurikulum Merdeka antara lain:
1. Memanfaatkan platform pembelajaran digital: Guru dapat menggunakan berbagai platform pembelajaran digital seperti Learning Management Systems (LMS), aplikasi mobile, atau website pembelajaran untuk memberikan materi pembelajaran, tugas, dan kuis kepada siswa.
2. Penggunaan multimedia: Guru dapat memanfaatkan multimedia seperti video, audio, dan gambar untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dengan lebih menarik dan jelas.
3. Pembelajaran berbasis proyek: Siswa dapat melakukan proyek-proyek pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi seperti pembuatan video, animasi, atau presentasi digital untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran.
4. Kolaborasi online: Siswa dapat berkolaborasi dengan sesama siswa atau bahkan dengan siswa dari sekolah lain melalui platform online untuk melakukan diskusi, proyek bersama, atau berbagi pengetahuan.
5. Pembelajaran adaptif: Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan, pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa secara otomatis.
Digitalisasi Kurikulum Merdeka merupakan langkah penting dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di era digital. Dengan memanfaatkan teknologi secara efektif, diharapkan pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, inovatif, dan relevan dengan tuntutan zaman.
Pengaruh media pembelajaran terhadap peningkatan belajar siswa sangat signifikan. Media pembelajaran mencakup berbagai alat dan teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan memfasilitasi proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa pengaruhnya terhadap peningkatan belajar siswa:
1. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Media pembelajaran seringkali lebih menarik daripada metode pengajaran konvensional seperti kuliah langsung atau bacaan tertulis saja. Visual, suara, dan interaktivitas yang ditawarkan oleh media pembelajaran dapat membantu siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Memfasilitasi Pembelajaran Mandiri: Media pembelajaran dapat memberikan akses mandiri kepada siswa untuk belajar kapan pun dan di mana pun mereka mau. Ini memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri dan memperdalam pemahaman mereka atas materi pelajaran.
3. Memudahkan Pemahaman Konsep Abstrak: Konsep-konsep yang sulit dipahami dapat diilustrasikan lebih baik melalui media pembelajaran. Misalnya, dengan menggunakan animasi atau simulasi, konsep fisika yang kompleks atau proses biologis yang sulit dapat disajikan secara lebih mudah dipahami.
4. Mengaktifkan Beragam Gaya Pembelajaran: Setiap siswa memiliki gaya pembelajaran yang berbeda, apalagi ketika kegiatan pembelajaran yang monoton dilakukan seorang guru yang menimbulkan kebosanan bagi peserta didik, sehingga seorang guru harus dapat membuat gaya pembelajaran yang berbeda Media pembelajaran dapat mengakomodasi berbagai gaya pembelajaran seperti visual, auditori, atau kinestetik dengan menyediakan beragam format, seperti video, audio, teks, dan aktivitas interaktif.
5. Mendorong Kolaborasi dan Interaksi: Media pembelajaran sering memungkinkan kolaborasi antara siswa, baik secara langsung maupun melalui platform daring. Kolaborasi ini dapat meningkatkan pemahaman siswa melalui diskusi, tukar menukar ide, dan pembelajaran bersama.
6. Mengurangi Ketakutan dan Kecemasan: Beberapa siswa mungkin merasa lebih nyaman belajar melalui media pembelajaran daripada dihadapkan langsung pada guru atau teman sekelas. Hal ini dapat membantu mengurangi ketakutan dan kecemasan yang dapat menghambat pembelajaran.
7. Memberikan Motivasi kepada Siswa : Teknologi digital dapat digunakan untuk mengubah perilaku manusia, termasuk perilaku siswa dan pendidik, dan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, merekam, memproses, dan mendistribusikan ulang bahan ajar yang diperlukan. Ketika bahan ajar dipadukan dengan teknologi digital, proses pembelajaran dapat dibuat lebih menarik dan memotivasi. Hal ini dikarenakan kombinasi bahan ajar dapat lebih artistik dan menarik karena menggabungkan gambar, audio, video, dan animasi, yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku belajar dan membantu anak belajar lebih efektif
Namun, efektivitas media pembelajaran juga tergantung pada implementasinya. Guru perlu memilih media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, dan kebutuhan siswa mereka. Selain itu, peran guru dalam mengarahkan dan mengelola penggunaan media pembelajaran juga sangat penting untuk memastikan bahwa siswa dapat memperoleh manfaat maksimal dari penggunaan media tersebut.
Sunarji Harahap, M.M.
Guru Best Teacher SMA Unggulan Al Azhar Medan / Penulis Mendunia