Keluhan & Klaim Asuransi Ditolak
SUARAMEDANNEWS.com, Medan – Dealer Daihatsu SM Raja Medan tak mau menerima pengajuan klaim asuransi mobil pick up Daihatsu Grandmax milik pelanggan yang baru dibeli ternyata mengalami masalah.
Pasalnya, mobil pick up BK 9015 DA yang abru dibeli Elisnawati Lumban Gaol (33) yang ternyata rusak. Herannya, pihak Daihatsu malah tidak mau mengklaim biaya asuransi atas kerusakan mobil tersebut yang berdalih kalau keluhan Elisna terkesan alasan yang dibuat-buat.
“Mereka bilang mobilnya pecah blok, karena adanya loss running (salah pemakaian mobil). Mereka bilang karena pengoperan persneling mobilnya yang salah. Dari gigi tinggi, tiba-tiba ke gigi yang rendah. Makanya mereka tidak mau menerima klaim asuransinya,” ujar Elisnawati di Dealer Daihatsu, Jalan SM Raja No.170 Medan, Selasa (20/6/2107).
Akibat tidak mau mengklaim garansi mobil tersebut, Elisnawati diminta membayar uang Rp40 Juta untuk biaya perbaikan mobil tersebut. Padahal, Elisnawati setiap bulannya tidak pernah telat membayar cicilan mobil tersebut.
“Saya sudah menghabiskan uang Rp90 juta ke dalam mobil tersebut. Mereka malah minta Rp40 juta untuk biaya perbaikan mobilnya. Saya pun berpikir daripada makin bayak uang ku habis, ku relakan lah mobilnya ke leasing,” ujarnya.
Elisnawati pun kembali mencoba menyampaikan ke Daihatsu pusat melalui telepon. Kemudian Daihatsu pusat merespon dan menyampaikan bahwa mobil tersebut bisa diklaim garansinya, namun akan disampaikan terlebih dahulu ke Daihatsu SM Raja.
“Setelah keluhan ke Pusat itu, kami ketemu dengan kepala bengkel Daihatsu ini. Dia bilang dua minggu akan dicarikan solusi atas masalah ini. Namun tetap tidak ada hasilnya. Dia pun mengutarakan bahwa mobil saya disebut rusak karena lost running,” ujarnya.
Sebelum mengalami kasus ini, Elisnawati menyampaikan bahwa dia pun sudah sering kali mendapat pelayanan tidak enak dari pihak Daihatsu SM Raja, saat hendak melakukan servis berkala di Daihatsu SM Raja, tidak satu pun karyawanya memberikan pelayanan servis berkala.
“Marketingnya itu bernama Ari, kalau kami ke sini mulai pergi-pergi entah kemana. Begitu juga orang-orang yang berkepentingan lainnya, seperti kepala bengkelnya yang namanya si Andreas itu,” ujarnya.
Terakhir yang membuat dia kesal lagi, saat dirinya sudah mengikhlaskan mobil tersebut kepada pihak Leasing, Susilowati, pegawai Daihatsu SM Raja menghubungi dia dengan mempertanyakan mobil tersebut kembali, dan diminta datang ke Daihatsu SM Raja, karena hal ini ia pun kembali kepikirian atas mobil tersebut.
Karena adanya panggilan dari Susilowati, dirinya pun datang dan mempertanyakan apa maksud mereka menelponnya. Namun saat di kantor SM Raja, Susilowati langsung pergi entah kemana, setelah didesak beberapa karyawan yang ada di Daihatsu SM Raja, supaya memanggil Susilowati yang akhirnya datang.
Saat pertemuan tersebut Susilowati mengatakan bahwa dia memangil Elisnawati lantaran ada email komplain, dari Daihatsu Pusat untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami Elisnawati. Namun, saat pertemuan tersebut, pihak Daihatsu SM Raja tetap tidak mau menyelesaikan kasus tersebut.
Pihak Daihatsu juga berpegang teguh tidak mau mengklaim garansinya dan mengutarakan bahwa mobil tersebut rusak karena lost running. Karena merasa tidak pernah mengemudi mobil dengan cara tiba-tiba menurunkan gigi saat kecepatan tinggi, Elisnawati pun menawarkan supaya Mekanik Daihatsu SM Raja tersebut melakukan hal yang seperti diucapkannya kepada mobil Elisnawati yang lain, supaya bisa dibuktikan apakah blok mobilnya pecah.
“Saya minta kalian pecahkan blok mobil saya yang satu lagi. Dengan cara seperti yang kalian bilang tadi. Kalian bawa mobil saya dengan kecepatan tinggi, dan turunkan giginya. Apakah bisa membuat blok pecah? Kalau bisa saya ihklas, kalau tidak bisa, saya tuntut kalian,” ujar Elisnawati kepada pihak Daihatsu SM Raja.
Abdulah, Kepala Regu Service Daihatsu SM Raja yang ditawari tantangan ini, tidak berani menyambut tantangan Elisnawati, ia pun mengutarakan bahwa tidak semua mobil bisa pecah blok lantaran pengoperan perseneling yang tidak tepat.
Ia pun mengutarakan bahwa pengoperan persneling tersebut membuat blok mobil tersebut pecah blok tidaklah bisa dipastikan karena pengoperan persneling yang tidak tepat. Cuma kemungkinan terbesar.
“Tidak semuanya pecah blok karena itu. Tapi kemungkinan terbesar karena itu. Karena kami tidak melihat air di dalam blok. Kalau cuma angin aja, pasti bisa pres, ngak akan patah. Makanya kemungkinan terbesar karena pengoperan persnelingnya,” ujarnya.
Saat diminta bertemu dengan Kepala Cabang (Kacab) Daihatsu SM Raja, Ferry dan juga Kepala Bengkel Daihatsu SM Raja, Andreas, para karyawan Daihatsu SM Raja ini pun mengutarakan bahwa Ferry sedang di Jakarta. Sedangkan Andreas tak lagi menjabat kepala bengkel, dan penggantinya masih di Jakarta. (FAS)