suaramedannews,com – Medan -Mahasiswa FISIP USU berpartisipasi menjadi peserta kelas Sekolah Kebangsaan yang diadakan Tular Nalar – Mafindo bersama FISIP USU yang bertempat di Aula Fisip USU pada Jumat, 08 November 2024. Sekolah Kebangsaan merupakan program tular nalar untuk memberikan edukasi kepada pemilih pemula dan calon pemilih pemula agak lebih kritis dan bijak dalam memilih.
Sebagai negara demokrasi, pemilu adalah pesta demokrasi yang harus kita rayakan dengan partisipasi aktif. Saat ini Indonesia sedang mempersiapkan pilkada yang juga merupakan bagian dari pemilu. Partisipasi dalam pilkada adalah bentuk tanggung jawab warga negara. Dengan berpartisipasi, kita menjadi bagian dari sejarah bangsa. Tular Nalar hadir untuk bergerak bersama mengawal demokrasi, mempersiapkan calon pemilih pemula dan pemilih pemula untuk dapat menanamkan kebiasaan berpikir kritis dalam menerima informasi khususnya informasi terkait pilkada.
Acara ini dibuka oleh kepala program studi Ilmu Komunikasi USU, Dra. Mazdalifah M.Si., Ph.D. Santi Indra Astuti selaku Program Manager turut menyampaikan sambutan melalui rekaman video yang disaksikan bersama dalam pembukaan acara. Beliau menyampaikan tujuan mulia Tular Nalar hadir untuk menanamkan kebiasaan berpikir kritis dalam menghadapi arus informasi yang saat ini sangat menantang. Tular Nalar telah menjangkau banyak kalangan yang rentan terpapar hoax, sehingga dapat diantisipasi sesegera mungkin melalui edukasi penginderaan hoaks.
Rachel Mia selaku fasilitator menyampaikan apresiasi bagi seluruh fasilitator yang. “senang dan bangga ya menjadi fasilitator di Tular Nalar ini, kita bisa berbagi pengetahuan, mengedukasi mahasiswa terkait dengan literasi digital yang saat ini juga dikaitkan dengan pilkada. Suatu kebanggaan karena tidak semua bisa menjadi fasilitator untuk kegiatan edukasi literasi digital seperti ini” ungkap Rachel dalam wawancara.
Selain itu, Zian Nabilla Barus selaku koordinator fasilitator menyampaikan apresiasi terhadap antusias peserta. “meskipun memang pagi ini dilanda hujan sehingga kegiatan cukup telat terlaksana, tetapi peserta tetap terlihat bersemangat dan antusias selama pemaparan materi, sesi games, hingga kuis” jelas Zian dalam wawancara. Senada dengan tanggapan putri dan anggun yang juga merupakan fasilitator. “senang sekali melihat mahasiswa yang mau belajar dan terbuka untuk berdiskusi, serta berani memberikan jawaban ketika quiz berlangsung” tutur Putri. Anggun menambahkan “peserta yang hadir sangat antusias juga aktif membuat saya sebagai fasilitator merasa puas ketika menjawab pertanyaan peserta”.
Antusias peserta yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ini menjadikan peserta menjadi interaktif dan mampu mengaplikasikan penginderaan hoaks melalui gim distorsi yang diberikan dan analisis berita hoaks dengan mengaplikasikan metode kacau IDE (Isi, Diri, Emosi). Nabilah Prayetna selaku salah satu peserta menyampaikan kesannya dalam kegiatan ini sebagai peserta yang pertama kali mendapatkan kesempatan mengikuti sekolah kebangsaan. “saya dapat banyak banget pengetahuan baru, mulai dari demokrasi, penyebaran hoax, 3 kacau dalam penyebaran hoax, penginderaan hoax, sanksi dan masih banyak informasi lainnya. kakak fasilitator yang memberikan informasi juga sangat informatif dan asik sehingga kami bisa menyerap informasi serta bertukar pikiran” ungkap Nabilah dalam wawancara.
Tidak hanya Nabilah, beberapa peserta lainnya turut menyampaikan kesan dan pesan dalam wawancara maupun dalam refleksi pada lembar sticky notes yang dibagikan di akhir acara. Beberapa menyampaikan saran untuk pelaksanaan acara ini agar selalu berkelanjutan karena sangat edukatif dan membantu peserta dalam penginderaan hoaks dan mempersiapkan pilkada mendatang, beberapa diantaranya menyampaikan ungakapan terimakasih kepada Tular Nalar dan Fasilitator yang mendampingi mereka sepanjang acara.
Tentang Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform online pembelajaran utama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Dikembangkan bekerja sama dengan Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan MAARIF pada tahap awal, Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam tiga tahun ini, dengan preferensi khusus untuk melibatkan first-time voters pre-lansia, dan lansia. (Reporter Anto/Editor Supri/ Kontribitor Anastasya H)