Dorongan Teman Bikin Dadang semangat Nyaleg
SUARAMEDANNEWS.COM, Medan – Aula Quba Asrama Haji Kota Medan, sudah ramai, Minggu (11/4) pagi. Buruh, petani, nelayan dan aktivis gerakan sosial datang meramaikan deklarasi Tim Kampanye Calon Dewan Perwakilan Daerah RI Dadang Darmawan Pasaribu.
Ada ratusan perwakilan dari 33 kabupaten/kota yang hadir dalam deklarasi. Syahruzal Yusuf yang didapuk menjadi Ketua Tim Kampanye Dadang Darmawan.
Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Hukum USU tersebut akan mengomandoi puluhan perwakilan tim dari masing-masing kabupaten kota. Rata-rata anggota Tim Kampanye merupakan sahabat Dadang yang aktif dalam gerakan sosial.
“Dengan ini saudara-saudara saya kukuhkan menjadi tim pelaksana kampanye,” kata Dadang membacakan surat keputusan pengukuhan.
Tim nantinya akan bekerja untuk mensosialisasikan Dadang. Yang menjadi fokus mereka adalah lumbung suara di akar rumput. Karena Dadang memang cukup dikenal aktif di basis-basis gerakan.
Acara pengukuhan dikemas secara sederhana. Ada pertunjukan monolog soal kisah Garuda Wishnu yang mengkritik soal kondisi negara. Dilanjut dengan Amanat Peradaban yang disampaikan Tokoh Nasionalis Frederik Onto Hutapea.
Isi Amanat Peradaban yang dibacakannya sungguh menyayat hati. Bagaimana ‘Ibu Pertiwi’ yang sudah banyak dieksploitasi untuk kepentingan asing dan menyengsarakan bangsa sendiri.
Dalam Amanat itu dia juga mewanti-wanti Dadang soal keadilan. Karena, saat ini hanya sedikit calon yang berbocara atas nama rakyat.
“Jangan sekaligkali gadaikam kepentingan rakyat. Saya yakin Dadang bisa,” katanya disambut riuh undangan yang berhadir.
Syahruzal Yusuf dalam sambutannya juga menyatakan hal serupa. Selain mengenal Dadang yang juga aktifis idealis, ada gagasan membangun bangsa dan negara yang dimilikinya.
Syahruzal yakin, Dadang bisa memenangkan kompetisi meski harus bertarung dengan para calon yang sudah berkompeten dan memiliki modal yang cukup besar.
“Kita tidak perlu takut. Seperti kata Dadang, Tuhan dan Teman adalah Modal Kita,” ujarnya
Syahruzal, yang juga sepuh di HMI Komisariat hukum juga menyatakan, para pendukung akan terus melakukan sosialisasi agar Dadang bisa dikenal, disukai dan dipilih.
“Ini bukan pekerjaan berat. Tapi kita harus tetap bekerja keras. Semua tim pemenangan harus bisa memanfaatkan jaringannya,” tegasnya.
Chandra Simarmarmata, sahabat karib Dadang selama menjadi aktifis gerakan juga meminta supaya Mantan Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumut itu bisa tetap menjadi sosok yang idealis. Gagasan soal demokrasi yang pernah menjadi cita-cita mereka 20 tahun silam harus tetap diperjuangkan.
“Beberapa tahun belakangan ini demokrasi hanya membangun provokasi. Kita hanya dijauhkan berdasarkan pilihan politik. Dadang harus bisa mengembalikan ruh demokrasi,” ungkapnya.
Dalam deklarasi itu Dadang juga mendapat dukungan dari mantan Bupati Tapanuli Tengah Panusunan Pasaribu. Dukungan itu bukan diberikan karena Dadang semarga dengannya. Abang kandung Anggota DPR RI terasebut mendukung Dadang lantaran, ide pemikirannya.
Dia juga berkomitmen akan kembali menggerakkan basis-basis jaringannya di kawasan Pantai Timur.
“Jangan habis deklarasi ini sepi. Saya datang untuk Dadang. Saya punya pengalaman di Pantai Timur. Itu akan digali lagi,” pungkasnya.
Dadang pun mengapresiasi dukungan yang diberikan para koleganya. Termasuk beberapa perwakilan partai politik yang ikut hadir dalam deklarasi dan memberikan dukungan. Keinginannya maju di DPD karena dorongan dari para sahabatnya. Jalur senator menjadi jalan yang dipilihnya.
Awalnya Dadang mengaku ragu-ragu dengan banyaknya dorongan kepada dirinya untuk maju menjadi senator. Tapi dukungan juga ternyata mengalir dari rekan-rekan dosen, agar dia berani keluar dari kampus.
Keputusannya terjun ke politik praktis yang selama ini terabaikan bagi Dadang mungkin saja
pilihan tyang tidak populer. Namun berbagai pertimbangan dan masukan yang beragam, Dadang akhirnya memutuskan ikut mencalon DPD.
“Konsekuensi utamanya jelas tidak terpilih, sebab penuh dengan keterbatasan, namun ini langkah awal untuk berjalan keluar kampus, mencoba upaya baru dari yang selama ini saya tempuh,” ujarnya.
Konsekuensi lain yang diambil Dadang sangat jelas, yakni menanggalkan statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Namun Dadang tetap optimis. Dia cuma ingin memberikan kontribusi positif dan mengimplementasikan semangat membangun masyarakat yang dia dapat selama menjadi aktifis.
“Semua anggota DPD mestinya komitmen di ranah nilai. Merubah nilai atau karakter jelas bukan pekerjaan lima tahun, tapi selamanya dan mesti pekerjaan semua kita. Seandainya tidak masuk DPD, pekerjaan itu pun masih bisa kita lakukan,” tandasnya.