Dinas Ketapang dan Pertanian Samosir, Sosialisasikan Pembentukan Kelompok Tani Peduli api

Suaramedannews.com, Samosir – Dinas Ketapang dan Pertanian melakukan sosialisasi Pembentukan Kelompok Tani Peduli Api. Kegiatan sosialisasi ini dibuka oleh Asisten Ekbang Hotraja Sitanggang, ST, MM di Aula AE Manihuruk, Desa Lumban Suhisuhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Rabu (29/11/2023).

Peserta yang diundang pada kegiatan Sosialisasi tersebut terdiri dari Camat dan Kepala Desa/Lurah Se-Kabupaten Samosir, Koordinator dan Penyuluh Pertanian Se-Kabupaten Samosir, Kepala UPTD dan Kelompok Tani Peduli Api “Sitappar Api” Desa Hariara Pohan, Kecamatan Harian.

Untuk Narasumber dalam sosialisasi dihadirkan Alfonsius Siregar M.Si dari BMKG Stasiun Klimatologi Kelas I Sumut, Ketua KTPA “Sitappar Api” Piatur Sihotang, Plt. Kadis Ketapang dan Pertanian Samosir Dr. Tumiur Gulttom SP. MP.

Asisten Ekbang Hotraja Sitanggang, ST, MM dalam arahannya mengatakan bahwa 90 persen penduduk Samosir masih bergantung kepada sektor pertanian dan Dalam Perda No. 3 Tahun 2021 tentang RPJMD Kabupaten Samosir 2021-2026, menetapkan Visi Terwujudnya Masyarakat Samosir yang Sejahtera dan Bermartabat Secara Ekonomi, Kesehatan dan Pendidikan.

Lanjut, Hotaraja Sitanggang mengatakan Untuk mewujudkan Visi tersebut juga ditetapkan 3 Misi, dimana dalam Misi kedua disebutkan, Membangun Kemandirian Ekonomi berbasis pertanian dan pariwisata berkelanjutan didukung infrastruktur dasar yang berkualitas.

Dikatakan nya juga Pemkab Samosir berupaya dan berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan pertanian. Salah satunya dengan menerbitkan Perbup No. 10 Tahun 2023 tentang Program Pangula Nature, sebagai salah satu implementasi 10 Program Prioritas Bupati Samosir.

“Program Pangula Nature sebagai terobosan peningkatan kesejahteraan petani dan menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan, dengan memanfaatkan pupuk organik, pengaturan pola tanam dan tertib tanam dan pembentukan kelompok tani peduli api”, jelas Hotraja.

Menurutnya, untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan, peran kelompok tani peduli api sangat diperlukan dalam rangka pencegahan dan pengendalian dini kebakaran lahan.

“Kita tau, selama ini ada kebiasaan yang tidak baik di masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar. Juga ada yang begitu panen membakar jerami, ataupun batang jagung, sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas tanah. Bahkan ada juga yang sengaja membakar lahan dengan alasan menumbuhkan rumput untuk makanan ternak”, ungkapnya.

Dijelaskannya juga Kebiasaan ini bahkan hampir menjadi budaya yang berulang-ulang yang berpengaruh negatif terhadap keberlanjutan pertanian. Apalagi, kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai KSPN dan merupakan anggota UNESCO Global Geopark, maka masalah kebakaran hutan dan lahan akan mengancam pariwisata yang berdampak pada perekonomian.

Oleh karena itu, Hotraja meminta kepada seluruh stakeholder, aparatur pemerintah dan kelompok tani peduli api untuk juga memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa tindakan membakar lahan itu adalah tindakan yang tidak baik.

Disela kegiatan Kabid Penyuluhan Dan Kelinik Pertanian Lasmaria Gultom mewakili Plt Kadis Ketapang dan Pertanian Samosir Dr. Tumiur Gulttom SP. MP. Mengatakan Tujuan dilakukan kegiatan pelatihan merupakan bagian dari Program Pengula Na ture yang sudah diloncing 12 Agustus tahun lalu.

“Tujuan dilakukan kegiatan pelatihan ini, merupakan bagian dari program pengulangan nature yang sudah kita launching di 12 Agustus tahun lalu, ada 4 bagiannya jadi ini bagian salah satunya itu untuk pembentukan kelompok tani peduli api sehingga harapan kita dari kegiatan ini, para penyuluh kita kepala desa bahkan Camat, kita ajak untuk membina atau mendampingi atau mengajak masyarakatnya sehingga mereka lebih peduli terhadap lahan pertanian”jelasnya

“sehingga pertanian itu bisa berkelanjutan karena kalau kita membakar lahan pertanian kita untuk lebih cepat mungkin pengerjaan bisa lebih cepat, namun nanti akan menimbulkan kerusakan bahkan mematikan mikroorganisme penting yang sangat kita butuhkan untuk menyuburkan tanah”terangnya

Ketika disinggung sudah berapa banyak kelompok Kelompok Tani Peduli Api terbentuk Lasmaria Gultom mengatakan baru satu di Kecamatan Harian dan akan membentuk Kelompok lainya di setiap Kecamatan, Desa dan kelurahan Se-Kabupaten Samosir.

“Masih satu kelompok yang terbentuk di Kecamatan Harian, dan menurut informasi dari Pak Kepala desanya itu mendukung pembentukan, itu salah satu penilaian terbaik kedua di Desa hariara pohon sebagai desa wisata”tutupnya

Ditempat berbeda Camat Pangururan Robintang Naibaho ketika di tanya tanggapannya tentang kegiatan sosialisasi yang di adakan Dinas Ketapang mengatakan sangat mendukung kegiatan tersebut, sebab itu bertujuan positif untuk petani dan penggiat wisata.

“Samosir sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata dan bagian dari Geopark Caldera Toba harus dibangun dari hati, maka program ‘pangula na ture’, yaitu bertani selaras dengan alam sangat sesuai dalam upaya membangun sustainability tourism ataupun sustainability agriculture”kata Robintang

Robintang Naibaho kembali menambahkan Pola Tanam yang dirancang disesuaikan dengan iklim di Samosir adalah sebuah kebijakan bagus.

“Menarik apa yg dikatakan oleh Ibu Kadis Pertanian,bahwa Samosir sebagai daerah yang berbasis pariwisata dan pertanian, ketika selama Ini pola tanam tidak serentak atau tidak ada pengaturan, berarti kita masih fokus kepada hasil saja padahal seharusnya Pertanian Itu bisa disinkronkan dengan pariwisata. Artinya mulai dari proses tanam, proses tumbuh,panen bisa menjadi satu rangkaian yang bisa dijual menjadi produk konsep agrowisata…” Tutupnya Camat Pangururan Robintang Naibaho.

Senada dengan Camat Pangururan, Camat Palipi Ronald Sinaga berharap petani dan masyarakat bisa perduli dengan alam yang ada di Samosir.

“Semoga petani dan masyarakat lebih peduli akan keberlangsungan dan kelestarian alam…”harap Ronald Sinaga

(Reporter:Fery Sinaga/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *