EMAS PRIMADONA DUNIA Oleh: Adriana Theresia Barus Mahasiswa Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Suaramedannews.com, Medan – Emas menjadi salah satu investasi yang sangat berpengaruh besar, karena ketika inflasi meningkat dan mengikis nilai dolar, akibatnya harga setiap ons emas dalam dolar akan naik. Emas juga menjadi primadona dari zaman dulu hingga saat ini. Sehingga tidak heran emas merupakan alat investasi yang sangat bernilai dan modis.

Dikatakan modis karena bukan hanya dapat disimpan melainkan dapat juga digunakan sebagai perhiasan untuk kaum wanita dan pria.

Dimana harga emas juga cenderung naik dan stabil untuk jangka waktu yang panjang. Justru dizaman sekarang ini semakin banyak model emas yang keluar dalam bentuk perhiasan. Sehingga para kaum wanita semakin tampil lebih mewah dan indah dengan menggunakan emas dalam bentuk perhiasan tersebut.

Karena emas tetap menjadi pilihan favorit masyarakat untuk berinvestasi, dan itu tanpa di pungkiri. Disamping investai logam mulia emas batangan Anta, kita juga dapat mengimplemtasikannya dengan menabung emas lewat program tabungan emas di Pegadaian.

Negara Yang Paling Banyak Menyimpan Cadangan Emas Di Dunia?

Seperti yang kita tahu bahwa Amerika Serikat merupakan Negara pertama yang memiliki cadangan emas yang paling banyak di dunia.

Sebagaimana di perkirakan oleh World Gold Council, berikut adalah peringkat cadangan emas terkini menurut Negara pada Q1, 2024.

Peringkat & Negara Cadangan Emas (dalam ton) Cadangan Emas (dalam juta dolar) & Kepemilikan dalam %

1. Amerika Serikat 8.133,46 579.050,15 (71,33%)

2. Jerman 3.352,65 238.662,64 (70,56%)

3. Italia 2.451,84 174.555,00 (67,55%)

4. Prancis 2.436,88 173.492,11 (68,61%)

5. Federasi Rusia 2.332,74 juta 166.076,25 (28,14%)

6. Cina 2.262,45 161.071,82 (4,64%)

7. Swiss 1.040,00 69.495,46 (8,04%)

8. Jepang 845.97 60.227,84 (4,67%)

9. India 822.09 58.527,34 (8,98%)

10. Belanda 612.45 43.602,77 (60,47%)

11. Turki 570.30 40.601,81 (100,00%)

12. Taiwan (POC) 423.63 28.224,67 (4,71%)

13. Portugal 382.63 27.240,93 73,27%)

14. Polandia 359.89 25.621,75 (12,65%

15. Uzbekistan 357.69 25.465,03 (74,28%)

16. Arab Saudi 323.07 21.588,22 (4,71)

17. Kazakstan 310.62 22.114,18 (58,36%)

18. Inggris Raya 310.29 22.090,45 (12,57%)

19. Libanon 286.83 17.249,75 (54,45%)

20. Spanyol 281.58 20.046,51 (19,28%)

Strategi Investasi Emas

Dalam berinvestasi emas sendiri juga memerlukan strategi agar dapat menghasilkan cuan yang lumayan baik.

Strategi yang di pilih juga harus disesuaikan dengan kemampuan seseorang profil masing-masing investor itu sendiri. Setidaknya ada dua strategi yang bias diterapkan dalam berinvestasi emas, diantaranya:

1. Strategi Dollar Cost Averaging

DCA adalah strategi membeli emas secara berkala dalam jumlah yang sama, tanpa mempedulikan harga pasar. Strategi ini membantu meratakan risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam jangka panjang.

Dengan menggunakan metode Dollar Cost Averanging ini, kita menjadi smart investor yang tidak harus menebak-nebak kapan harga emas naik ataupun turun, dibanding jika menggunakan metode lump sum alias membeli asset dalam satu waktu sekaligus. Bila memakai strategi ini menabung bias menjadi lebih rutin, maka kita mendapatkan harga beli rata-rata ditengah kenaikan dan penurunan harga reksadana. Oleh karena itu, kita mendapatkan investasi lebih optimal.

2. Strategi Constans Share

Dimana dalam strategi ini, kita atau investor dalam membeli emas secara rutin mengacu pada jumlah unitnya, bukan nilai uangnya. Contohny, kita selalu membeli emas atau logam mulia setiap bulannya adalah 1 gram.

Keuntungannya dengan menabung 1 gram emas setiap bulannya, kemungkina beberpa tahun kemudian itu bias menjadi investasi jangka panjang atau bisa disebut investasi di hari tua. Agar kita tidah merepotkan anak cucu kita suatu saat nanti.

Jadi, buat kita para penikmat emas dan investor, jangan pernah takut buat investasi emas. Mari menabung sambil berhias, mari menata masa depan dengan rajin menabung bukan karena seberapa besar nominal yang kita tabung melainkan seberapa besar tingkat kedisplinan kita untuk menabung.

(Reporter:Rajab Tarigan/Editor:Royziki F.Sinaga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *