Suaramedannews.com, Medan – Pada era Presiden Soeharto, salah satu sumber pendapatan Negara yang terus digenjot adalah dari sektor industri perkebunan, khususnya perkebunan kelapa sawit.Rabu(22/11/2023).
Sehingga untuk mengejar target pendapatan, maka industri kelapa sawit terus melakukan ekspansi hingga ke Pulau Sumatera, khususnya Sumatera Utara.
Maka berdirilah perusahaan- perusahaan perkebunan negara yang sekarang disebut PTPN. Untuk memajukan sektor perkebunan ini, maka support dan andil pemerintah juga pihak swasta sangatlah besar dalam perluasan industrialisasi perkebunan kelapa sawit.
Industri perkebunan kelapa sawit ini, ternyata menghipnotis sebagian masyarakat, serta menyilaukan mata para petani kita karena menjanjikan, sehingga lambat laun namun pasti, ramai-ramai para petani terpengaruh akan kemilau dan gemerlap yang dijanjikan industri perkebunan.
Lajunya ekspansi perkebunan ini, ternyata dapat mengeliminasi pertanian (baca : petani palawija) dan bahkan jadi ancaman bagi kehutanan.
Betapa tidak, dengan hadirnya industri perkebunan ini, laju pengalihan fungsi kawasan pertanian menjadi perkebunan semakin cepat dan bahkan tanpa dipungkiri laju kerusakan hutan untuk lahan perkebunan semakin tidak terkendali, banyak areal pertanian dan hutan kini berubah menjadi areal perkebunan.
Lajunya perkembangan industri perkebunan kelapa sawit hingga merambah ke sudut sudut desa di Padang Bolak (Padang Lawas). Kita tentu tidak dapat menutup mata, tapi juga tidak larut ke dalamnya ikut-ikutan. Tapi bagaimana agar petani kita tetap bisa eksis, tentu dengan transformasi sosal pertanian dengan ide kreatif dan inovatif bisa berdampingan dengan kemajuan industri perkebunan kelapa sawit, meski terasa menghimpit kawasan pertanian tapi harus tetap tegak berdiri kokoh..
(Marwan Ashari Harahap Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Tabagsel )
(Editor:Indra Matondang)