suaramedannews.com,MEDAN- Prof. Ridha Darmajaya , calon walikota Medan menanggapi masalah banjir yang kerap melanda Kota Medan setiap turun hujan, meski pembangunan pengendalian banjir telah begitu masif dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan.
“Sebenarnya, untuk mengatasi banjir di Kota Medan itu, tidak sulit. Asal, programnya tepat. Sebab Kota Medan ini masih cukup tinggi dari permukaan laut, beda dengan Jakarta yang memang rendah,” kata Prof Ridha.
Hal itu disampaikan Prof Ridha saat ditanya awak media usai tampil sebagai pembicara dalam Dialog Publik yang mengangkat tema “Membangun Kota Medan sebagai Wajah Sumatera Utara”, yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PW KAMMI) Sumut di Aula BPSDM Provinsi Sumatera Utara, Jalan Ngalengko No.1, Perintis, Kec. Medan Timur, Kota Medan, Sabtu (14/9/2024).
Calon Walikota Medan yang diusung PDIP, Hanura serta sejumlah partai non parlemen ini lebih lanjut menjelaskan, agar Kota Medan tidak terus menjadi langganan banjir, langkah yang harus dilakukan adalah membersihkan dan memastikan seluruh drainase serta saluran pembuangan air hingga ke sungai tidak tersumbat.
“Tidak hanya itu, sungai-sungai serta kanal kita juga harus dibersihkan. Sungai-sungai harus dilakukan pengerukan hingga sampai ke muara. Selama ini sungai-sungai kita sudah terjadi pendangkalan sehingga tak mampu menampung debit air yang tinggi. Dan di muara, pengerukan juga harus dilakukan agar air tidak kembali dan menjadi banjir Rob,” jelasnya.
Kemudian, lanjutnya, kanal-kanal banjir yang telah dibangun, juga harus dimanfaatkan secara maksimal. “Selama ini, kanal banjir kita tidak difungsikan, padahal biaya untuk membangunnya sangat besar. Jadi ini logika saja, kalau saluran drainase dan pembuangan air ke sungai banyak yang tersumbat, kemudian sungai-sungai kita dangkal dan tidak dilakukan pengerukan, serta kanal banjir tak difungsikan, maka banjir di Kota Medan pasti akan terus terjadi setiap musim penghujan, bagaimanapun masifnya pembangunan drainase di dalam kota,” jelasnya.
Sementara, saat ditanya terkait programnya dalam mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sosial di Kota Medan bila berhasil terpilih sebagai Walikota Medan, utamanya di kawasan Medan Utara yang merupakan daerah penyumpang PAD terbesar bagi Kota Medan, sementara warganya banyak yang miskin, Prof Ridha menyatakan bahwa ia akan mengutamakan peningkatan pendidikan dan layanan kesehatan, disamping program peningkatan ekonomi masyarakat.
“Banyak anak-anak di kawasan Medan Utara itu putus sekolah karena masalah ekonomi keluarga. Akhirnya anak-anak itu pergi ke laut membantu orang tuanya menangkap ikan, atau menjadi pekerja kasar. Untuk itu pendidikan gratis 12 tahun itu harus benar-benar diterapkan agar anak-anak tak lagi putus sekolah. Selain itu program beasiswa bagi anak-anak miskin juga harus diterapkan, dan ini harus diberlakukan tidak hanya di Medan Utara, tetapi di seluruh Kota Medan,” sebutnya.
Untuk kesehatan, Prof Ridha menyampaikan tentang program UHC, dimana masyarakat Kota Medan bisa berobat gratis di puskesmas dan rumah sakit. “Bila kita berhasil terpilih, program UHC ini akan kita tingkatkan baik cakupan dan layanannya, juga rumah sakit yang menjadi rujukannya,” paparnya.
Terkait peningkatan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat, Prof Ridha menyampaikan program pelatihan kewirausahaan dan keterampilan kerja. “Kita akan giatkan pelatihan-pelatihan agar masyarakat mandiri, memiliki keterampilan dan mampu menciptakan peluang-peluang usaha. Tentunya pemerintah juga harus membantu agar masyarakat dapat mengakses permodalan,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada dialog yang diadakan KAMMI Sumut dan dipandu oleh Irham Sadani Rambe sebagai moderator, Prof Ridha juga menyampaikan bahwa pengentasan kemiskinan di Kota Medan adalah program emergensi yang harus segera ditangani dengan serius. “Saat ini, masih banyak masyarakat di Kota Medan ini yang sulit makan,” ucapnya.
Prof Ridha juga menunjukan keseriusannya dalam hal pendidikan dan peningkatan infrastruktur pendidikan. Menurutnya, banyak sekolah di Kota Medan yang kondisinya cukup memprihatinkan. Belum lagi soal gaji guru, utamanya guru honorer yang sangat rendah yang berpengaruh pada kinerja guru, dan ujungnya berpengaruh pada proses belajar mengajar. “Kita harus tingkatkan gaji dan insentif guru-guru ini,” ujarnya.
Pembangunan Karakter
Prof Ridha juga mengaku prihatin karena banyak anak-anak yang kehilangan karakter dan jati dirinya. Akibatnya anak-anak ini mudah terjerumus pada penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, dan begal. Anak-anak yang sudah kehilangan karakter ini juga akan sangat mudah dicekoki dengan budaya asing yang mereka tonton melalui youtube atau lainnya.
“Agar tidak terjadi loss generasi, pembangunan karakter (carakter building) harus kita galakkan, dan ini tidak hanya melalui sekolah, tetapi juga di keluarga dan lingkungan. Karakter anak-anak kita harus kita bangun kembali agar sesuai dengan budaya bangsa. Untuk itu, pemerintah harus memfasilitasi anak-anak dan pemuda Kota Medan dengan berbagai kegiatan positif, baik melalui olahraga, budaya, sosial dan lainnya,” imbuh Prof Ridha Darmajaya.
(Reporter:Anto/Editor:Supriadi)