suaramedannewa.com,MEDAN- Dua hari menjelang pencoblosan pemilu 2024 terjadi gelombang aksi massa yang berasal dari sekelompok mahasiswa dan elemen masyarakat. Massa aksi kedua elemen tersebut meminta Jokowi untuk mundur sekaligus menuntut DPRRI untuk segera memakzulkan Presiden Jokowi
Mantan Aktivis 98 yang pernah di tahan masa Orde Baru Muhammad Ikhyar Velayati menilai aksi tersebut di duga di lakukan oleh Buzzer politik untuk mendiskreditkan pasangan capres lain.
” Masyarakat sudah cerdas saat ini, mereka tahu membedakan mana aksi yang murni memperjuangkan rakyat dan mana aksi pesanan yang di lakukan para Buzzer politik,” ungkap Ikhyar di Medan,Selasa (13/2/2024)
Sebelumnya massa dari Massa dari Gerakan Aksi Pemakzulan (GAP) Jokowi menggelar demo di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (12/2/2024). Para demonstran tersebut menuntut DPRRI untuk segera memulai proses pemakzulan serta Menuntut Jokowi untuk mundur serta meminta aparat untuk segera mengusut tindak pidana korupsi, nepotisme dan penyebaran berita bohong yang diduga dilakukan presiden Jokowi .
Pada hari yang sama, puluhan pengunjuk rasa yang mengatasnamakan dirinya pergerakan mahasiswa islam Indonesia (PMII) juga melakukan aksi di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) membakar gambar Joko Widodo dan Kaesang Pangarep sebagai simbol politik keluarga di kawasan Patung Arjuna Wijaya atau Patung Kuda, Jakarta.
Ikhyar menambahkan,” Aksi ini sebenarnya sudah masuk kategori kampanye hitam karena mendiskreditkan salah satu calon yang berisi hujatan dan fitnah dan di lakukan saat Minggu tenang pemilu 2024, Bawaslu maupun aparat hukum harus segera menindak lanjutinya. Jika di temukan delik pidananya segera di proses hukum dan jika aksi ini pesanan salah satu paslon maupun timsesnya agar segera di diskualifikasi sesuai dengan hukum dan perundang undangan yang ada,” tegas Ikhyar yang juga menjabat Ketua Umum DPP Relawan Persatuan Nasional (RPN)
Menurut Ikhyar para elit politik yang di duga menggunakan Buzzer politik dan demonstran bayaran untuk mendiskreditkan salah satu Paslon capres karena takut kandidatnya kalah dalam pilpres 2024
” mereka sudah tahu calonnya akan kalah, saya menduga mereka menggunakan demonstran bayaran dan Buzzer politik untuk membangun opini dan narasi kecurangan, menyerang personal capres, serta menyebarkan berita hoax dan fitnah, targetnya cuma satu yaitu delegitimasi hasil pemilu, tetapi nanti mereka akan berhadapan dengan perlawanan rakyat, rakyat sudah jenuh dan muak dengan pola pola seperti ini,” tegas Ikhyar.
(Reporter:Anto/Editor:Supriadi)