“SAATNYA SUMUT PUNYA PEMIMPIN YANG CLEAR VISION, KREATIF DAN INOVATIF”

Suaramedannews.com, Medan – Sumatera Utara merupakan provinsi dengan kombinasi kekayaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Provinsi ini punya potensi besar untuk berkembang dan lebih maju lagi.

Bagaimana pandangan Kiai Khambali, Ketua Umum Gema Santri Nusa yang berkiprah di tingkat nasional terhadap perkembangan provinsi ini?.Rabu,(03/04/2024).

Mari kita simak petikan wawancara singkatnya dengan jajaran media saat acara buka bersama dengan jama’ah Majelis Sholawat Ahlul Kirom yang beliau asuh.

“Anda lahir di Brebes (Jawa Tengah) tetapi lama tinggal di Sumatera Utara dan pantas disebut orang Sumut. Pendapat Anda tentang provinsi ini?”

“Sumatera Utara itu gerbang utama Indonesia wilayah barat, punya peran strategis membangun Indonesia. Potensi yang dimiliki juga sangat besar. Gabungan keduanya menjadi modal kuat membangun Indonesia dari Sumatera Utara. Tetapi kalau pemimpinnya tak beres, bagaimana membangun Sumut?”

“Idealnya, sosok seperti apa yang pantas memimpin Sumut?”

“Yang punya leadership, visi dan misi yang jelas, dan mampu menjalankannya. Apapun program, kalau pemimpin tak beres, percuma. Harus punya visi, yang bisa diterjemahkan. Mau dibawa kemana Sumatera Utara ke depan? Apa sektor andalan yang bisa dijual dari Provinsi Sumatera Utara? Agribisnis, pertambangan atau apa? Visi itu diambil setelah mempertimbangkan kelemahan (weakness) dan kelebihan (strength) serta peluang (opportunity).”

“Bila Sumut mengambil basis sebagai provinsi yang mengandalkan agribisnis, bagaimana langkah selanjutnya? Mana yang harus dipersiapkan? Sarana dan prasarana (transportasi) laut atau pelabuhan udara? Itu strategi jangka panjang.”

“Bagaimana dengan kondisi Sumut saat ini?”

“Saya kira enggak jelas.”

“Tidak jelas seperti apa?”

“Sumatera Utara tidak punya visi yang jelas. Belum ada pemimpin di provinsi ini yang memikirkan ke arah sana. Coba Anda lihat sendiri lah. Sumut itu besar, ya besar sendiri. Tidak ada program jelas dan yang sudah teruji. Itu yang harus kita pikirkan bersama.”

“Apakah Anda menyuarakan kepemimpinan ini terkait Pilgubsu 2024?”

“Bicara kepemimpinan, bukan hanya satu orang, itu kompleks. Mulai dari pemimpin birokrasi terendah di tingkat kepala desa atau lurah, camat, bupati dan walikota sampai gubernur. Kalau mau maju, para pemimpin ini harus punya pola pandang dan pola pikir yang sama. Itu lah permasalahan besar di Sumatera Utara. Nah, bicara gubernur, kalau Anda sekarang memimpin, mau diapain itu Tapanuli? Untungnya 10 tahun Tapanuli Utara dipimpin Bapak Nikson Nababan selaku Bupati, pertumbuhan dan perkembangannya sangat maju dan spektakuler. Karena apa? Bupati Nikson Nababan (punya) Clear Vision. Apa yang akan Anda kembangkan di Deliserdang, dan begitu seterusnya untuk daerah lain.”

“Kalau sudah ada strateginya, timbul pertanyaan lain. Apakah gubernur dan bupati serta walikotanya bisa se-ide? Jadi kita harus ke sana berpikirnya.”

“Soal koordinasi gubernur di kabupaten/kota, Anda pasti tahu otonomi memangkas kewenangan gubernur. Pendapat Anda?”

“Itulah masalahnya. Otonomi membuat gubernur dan bupati/walikota tidak bisa koordinasi soal pembangunan. Beda dengan dulu, satu komando. Tetapi menurut saya, otonomi, ya otonomi. Tapi komando pembangunan, harus dibicarakan dan dijalankan.”

“Kalau tidak ada koordinasi, bagaimana bisa membangun?”

“Begini ya. Di Sumut itu ada berapa kabupaten/kota. Tiap daerah tingkat dua itu, pasti dan harus bergantung dengan kabupaten/kota lainnya, tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Misalkan Taput, kalau mau mengekspor hasil bumi atau produk-produknya dari mana? Mereka kan tidak punya pelabuhan? Dan di era Bupati Nikson Nababan dengan Clear Visionnya, Taput punya bandara internasional, sehingga hasil bumi Taput bisa dikolaborasikan dengan daerah lain.”

“Apa yang harus disiapkan membenahi itu semua?”

“Pembenahan kepemimpinan di Sumut. Setelah itu, baru mereka bekerja menata dan menangani kembali masalah Sumut dengan baik dan benar. Di sini DPR bermain. Karena yang atur itu DPR.

Ingat persaingan kita bukan tingkat lokal lagi, bukan antar kabupaten/kota. Persaingan sudah masuk ranah mengglobal.”

“Ini terkait cost. Bagaimana kita melawan Malaysia atau Singapura yang tatanannya sudah jelas? Kalau ingin siapkan Sumut bersaing dengan negara tetangga, mulai dari sekarang.”

“Kongkritnya?”

“Harus ada konsolidasi total untuk pemerintah kita. Jangan hanya menunggu, nanti ditinggal sama provinsi lain. Tengok Riau, tengok provinsi lain. Infrastruktur mereka jauh lebih baik dari kita. Sementara Sumatera Utara sibuk mempersiapkan infrastruktur di kota saja, termasuk di Medan ini.”

“Kamu tahu? Pembangunan hanya yang di kota saja, yang di kampung sana enggak menikmati kok. Bentar lagi, enggak ada apa-apanya Sumut ini.”

“Kalau ingin membangun Sumut, dari mana kita berpikir dan memulai tindakan. Bukan hanya sibuk siapkan program, lebih penting bagaimana mengimplementasikannya.”

“Bagaimana dengan peran para putra asal Sumut di perantauan?”

“Banyak tokoh nasional dari Sumut. Mereka bisa dimintai sumbangan pemikiran dan sumbangan lainnya. Saatnya Sumatera Utara memiliki gubernur yang Clear Vision dan kreatif serta inovatif.”

Pandangan ini disampaikan Kiai Khambali saat Nikson Nababan, Bupati Tapanuli Utara dua periode, berkunjung shilaturrahim, sepekan yang lalu ke Markaz Majelis Sholawat Ahlul Kirom, Jalan Bintang Terang, Sunggal, Deli Serdang, Selasa (26/3/2024) dalam rangka ikut buka bersama dengan jama’ah yang diasuh Kiai Khambali.

Menurut Kiai Khambali, jika ada calon Gubernur Sumatera Utara yang clear vision, inovatif, kreatif dan full integrity (penuh Integritas) serta mengayomi seluruh lintas agama, siapapun tokohnya, baik muslim atau pun non muslim, namun punya goodwill (niat baik) untuk memajukan Sumatera Utara dengan penuh peradaban dan etika, maka tidak ada salahnya didukung.

(Reporter:Indra Matondang/Editor:Royziki F.Sinaga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *