Suaramedannews, Medan – Menjelang pilkada serentak tahun ini,di Sumatera Utara sendiri sudah mulai bermunculan nama yang di gadang-gadang akan maju bertarung untuk merebut posisi sebagai Gubernur Sumatera Utara. Salah satu nama yang turut muncul kepermukaan adalah Bobby Nasution. Walikota Medan yang juga merupakan menantu Presiden Joko Widodo ini dikabarkan akan maju bertarung untuk menjadi calon Gubernur Sumatera Utara.
GUNTUR (Gerakan Untuk Rakyat) memandang bahwa Bobby Nasution tidak akan mampu mendapat dukungan dari Masyarakat Sumatera Utara. Hal ini disebabkan karena kultur sosial Masyarakat Sumatera utara yang gigih berjuang dan sangat menghargai proses tentu akan sulit sekali menaruh rasa percaya kepada seseorang yang masih dianggap premature. Apalagi jika diketahui orientasinya hanya untuk sebuah kekuasaan.
Akhir-akhir ini kebijakan pemerintah pusat yang per-hari ini masih dipimpin oleh mertua dari Bobby Nasution banyak menimbulkan polemik ditataran Masyarakat. Sebab banyak dari kebijakan yang telah dikeluarkan dirasa tidak pro terhadap rakyat,sangat kental dengan KKN,menguntungkan sekelompok orang saja bahkan banyak yang menyebutkan hanya untuk kepentingan satu keluarga saja.
Seperti naiknya Uang Kuliah Tunggal (UKT),naiknya pajak pertambahan nilai (PPN),wajib iuran Tapera bagi seluruh pekerja,ormas keagamaan boleh kelola tambang,naiknya harga eceran tertinggi beras dan lain sebagainya.
Tidak hanya itu, Jokowi juga seakan memainkan seluruh perangkat dan lembaga negara untuk turut serta membuat putusan yang hanya menguntungkan pihaknya saja. Jelas terlihat pada Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang sangat kontroversi karena diduga sarat akan kepentingan untuk melanggengkan putra sulungnya agar dapat maju sebagai calon wakil presiden republik Indonesia,diketahui juga bahwa hakim ketua MK ternyata merupakan Ipar sang presiden yang kemudian terbukti melakukan pelanggaran etik dalam putusan tersebut sehingga dicopot dari jabatannya sebagai hakim ketua MK.
Kemudian muncul pula putusan MA akhir-akhir ini yang diduga dan disebut-sebut untuk melanggengkan kembali putra presiden Jokowi,kali ini putra bungsunya Kaesang Pangarep supaya memenuhi syarat dan dapat maju dalam pertarungan pilkada DKI. Pemberitaan tentang putra bungsunya inipun tak kalah heboh sebab belum lama ini ia juga secara sangat tiba-tiba ditetapkan sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia.
Sekilas rentetan peristiwa diatas tentu sudah sangat cukup untuk menyadarkan Masyarakat Indonesia terkhusus Masyarakat Sumatera Utara bahwa kondisi hari ini sedang tidak dalam keadaan baik.
Kekhawatiran dan keresahan mulai menyebar ke hampir seluruh lapisan masyarakat. Siapa lagi yang tak curiga dengan gerak gerik yang cenderung rakus akan kekuasaan ini. Bila terus dibiarkan sama saja kita mempersempit kesempatan kita yang hanya rakyat biasa ini mampu mengubah nasip,mimpi kita akan terbatasi sebab ada beberapa posisi yang dirasa hanya mungkin dapat diraih oleh kaum mereka saja. Jangan-jangan nanti tidak ada lagi kita temui anak-anak di Sekolah Dasar yang bercita-cita menjadi presiden sebab dirasa itu bukan sesuatu yang mungkin untuk dicapai.
Rakyat akan dihadapkan pada pilihan pasrah atau rebut kembali kesetaraan hak yang hari ini sudah sangat tergerus. Sudah cukup rasanya,obrolan diakar rumput pun sudah menunjukkan wajah muak dengan ini semua.
Kita tidak akan lagi terjebak dengan tipu daya dan skema politik yang sangat tidak pro kepada Masyarakat.
Masyarakat kita tidak bodoh,selama ini kita hanya sangat tulus mempercayai mereka,namun bila dikecewakan terus-menerus tentu kita tidak akan tinggal diam.
Kita disadarkan oleh rasa muak melihat tindak tanduk satu keluarga yang sangat maruk kekuasaan ini. Sudah saatnya rakyat membuka mata dan bahu-membahu menyadarkan satu sama lain agar benar-benar menaruh fokusnya untuk serius dan selektif dalam memilih pemimpin demi harapan tentang masa depan yang lebih baik.
Kembali kepada Bobby Nasution, selain dinilai masih gagal dalam memimpin kota medan,belum terciptanya rasa aman di kota Medan,banyak proyek mangkrak seperti misalnya proyek lampu pocong yang total loss,tentunya menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan pertanyaan besar terkait kinerjanya sebagai walikota medan. Keberadaannya sebagai menantu Presiden Joko Widodo juga membuatnya terkait dengan kontroversi yang terjadi di tingkat nasional. Dia tidak bisa di pisahkan dari satu keluarga yang hari ini membuat rakyat Indonesia sangat resah dan kecewa.
Masyarakat Sumatera Utara tidak akan rela usaha dan kerja kerasnya terlebih harapannya terhadap masa-masa yang akan datang,masa depan anak dan cucunya yang sudah disekolahkan dan diperjuangkan dengan sungguh-sungguh akan berujung pada kesia-siaan dikarenakan pemimpin yang tidak memikirkan rakyat dengan sungguh-sungguh dan hanya berorientasi pada kekuasaan.(Rel)
Renaldo Diaz Simbolon (Founder Gerakan Untuk Rakyat)