Suaramedannews.com, DeliSerdang – Salah satu isu paling besar dalam isu perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming) adalah Deforestasi, (Marwan Ashari Harahap, Deli Serdang. Senin,(02/12/2024).
Deforestasi adalah perubahan bentuk permanen area berhutan menjadi tidak berhutan, akibat kegiatan manusia, yang merambah dan merusak hutan dimaksud.
Deforestasi merupakan salah satu ancaman terbesar bagi habitat dan keberlangsungan hidup satwa liar dan flora langka, bencana alam (natural disaster), maupun perubahan iklim (climate change).
Secara global, pertanian dan perkebunan merupakan penyebab paling umum terhadap terjadinya Deforestasi, disusul oleh aktivitas pertambangan dan proyek konstruksi infrastruktur, seperti pembangunan bendungan maupun jalan.
Seperti pembangunan jalan Ladia Galaska (Lautan Hindia – Gayo – Alas – Selat Malaka) di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sepanjang 496.5 km, yang persis berada di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) pada tahun 2002 lalu.
Dengan dibukanya jalan tersebut akan menghubungkan beberapa wilayah seperti Meulaboh (pantai barat Sumatera/Lautan Hindia), Takengon (Aceh Tengah), Blangkejeren (Gayo Lues), dan Aceh Timur (pantai timur Sumatera/Selat Malaka).
Jelas-jelas (akibat dibukanya Ladia Galaska) telah merusak lingkungan serta akan memberi akses dan peluang besar serta kemudahan bagi para pelaku perambahan hutan (illegal logging) di area kawasan hutan yang dilintasi sepanjang rute jalan yang dibuka tersebut.
Di Indonesia, deforestasi lekat dengan industri pulp dan perkebunan kelapa sawit, yang menyebabkan kehancuran hutan-hutan (forest damage) di Sumatera dan Kalimantan, serta memicu kebakaran 22 juta hektar (Ha) pada tahun 2000-2022.
Lebih kurang sekitar 4,7 juta Ha hutan alam Indonesia dihancurkan untuk bahan industri pulp dan perkebunan sawit selama 2001-2023. Sekitar 100 ribu populasi Orang utan berkurang dalam 10 tahun terakhir.
Lebih kurang 69% habitat potensial untuk Gajah Sumatera hancur. Ribuan komunitas adat digusur.
Ribuan jiwa menjadi korban, juga dampaknya terhadap kesehatan akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dan lain sebagainya, masih banyak lagi dampak lainnya bagi kehidupan dan keberlangsungan hidup makhluk-makhluk ciptaan Tuhan Semesta Alam.
Wallahu A’lam Bishshowab
Marwan Ashari Harahap (Pengurus BMPS Deli Serdang dan Pegiat Lingkungan Hidup).
(Editor:Indra Matondang)