KIAI KHAMBALI: TOLERANSI DAN RASA SYUKUR, MAKNA PENTING PERAYAAN IMLEK

Suaramedannews.com, Medan – Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan tahunan etnis Tionghoa di seluruh dunia, tidak terkecuali di Sumatera Utara, yang terkenal dengan banyaknya beragam suku dan etnis serta agama di dalamnya.

“Perayaan Imlek di Sumatera Utara selalu semarak di berbagai kota dengan adanya pertunjukan barongsai, terpasangnya banyak lampion di beberapa fasilitas umum, hingga banyaknya diskon yang diberikan di beberapa mall dan supermarket”, ujar Kiai Akhmad Khambali, Pengasuh Majelis Sholawat Ahlul Kirom kepada suaramedannews.com, Medan, (29/01/2025).

“Rutinan Majelis Sholawat Ahlul Kirom, bertepatan dengan malam Imlek, kami mengkhususkan ikhtiar dengan doa-doa, agar saudara-saudara kita dari etnis Tionghoa dalam melaksanakan ibadah Imlek untuk menghormati leluhurnya berjalan dengan aman, nyaman, tertib dan kondusif”, tutur Ketua Umum Gema Santri Nusantara yang akrab disapa Kiai Khambali.

Kiai Khambali berujar, semoga Imlek kali ini dengan tahun Ular Kayunya, segala usaha berjalan dengan lancar, sukses dan bahagia serta penuh kemajuan.

Momen Imlek sangat lekat sekali dengan harapan keberuntungan serta keharmonisan keluarga. Menjadi momen yang tepat untuk berkumpul bersama keluarga, membagikan angpao kepada sanak saudara, hingga beristirahat sejenak dari berbagai kesibukan dunia. Dus menjadi momen untuk mensyukuri semua hal yang sudah didapat, serta menatap dengan optimis semua tantangan ke depannya.

TOLERANSI 

Imlek tidak hanya sekedar menjadi seremoni tahunan bagi etnis Tionghoa saja. Banyak sekali makna penting dari perayaan Imlek yang dapat diimplementasikan bagi semua orang. Satu hal yang paling penting adalah, toleransi dalam keberagaman.

Menurut sensus penduduk tahun 2024, populasi etnis Tionghoa di Sumatera Utara hanyalah 5% dari total penduduk Sumatera Utara. Hal yang harus diingat bahwa, menjadi Tionghoa bukan berarti tidak Indonesia, atau tidak Sumatera Utara.

Sumatera Utara pernah memiliki catatan kelam terkait masalah toleransi dengan etnis Tionghoa. Di mana saat kerusuhan pada 1998, banyak sekali toko yang dimiliki etnis Tionghoa dijarah oleh warga. Seolah negeri ini ketika masa peristiwa itu terjadi seperti alergi dengan keberadaan mereka.

“Tanpa pernah disadari, bahwa etnis Tionghoa pernah ikut berjuang merebut kemerdekaan, hingga melambungkan nama Indonesia atau Sumatera Utara dalam kancah olahraga”, ungkap Kiai Khambali yang juga salah seorang murid Almarhum Gus Dur, tokoh yang menancapkan tonggak sejarah ditetapkannya Imlek sebagai Hari Libur Nasional, serta diperbolehkannya kegiatan pertunjukan budaya Barongsai.

“Perlu diingat juga bahwa etnis Tionghoa ikut berperan besar dalam membangun perekonomian Indonesia khususnya Sumatera Utara”, tambah Kiai Khambali yang juga tokoh motivator Santripreneur ini.

Permasalahan toleransi sangat lekat halnya dengan hak hidup dan mengembangkan diri. Dengan toleransi yang selalu diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara, akan menciptakan persatuan yang kokoh dalam suatu bangsa.

“Hilangkan sekat antar etnis untuk bisa terjalin keharmonisan dalam bermasyarakat. Menjadi satu Indonesia haruslah tertanam dalam sikap dan pemikiran,” tukas Aktivis Muda NU ini.

RASA SYUKUR 

Pelajaran penting lain dari Imlek adalah rasa syukur. Selama perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa merayakannya dengan sembahyang Imlek dan perayaan Cap Go Meh yang bertujuan sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapatkan rezeki yang lebih banyak.

Syukur di sini tidak dimaknai sebagai kata puas. Namun lebih pada menerima semua hal yang sudah dicapai serta berharap mendapatkan keberuntungan lebih ke depannya.

Kiai Khambali juga mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada jajaran Kepolisian khususnya jajaran Polrestabes Medan di bawah komando Kombes Pol Gidion Arif Setiawan, yang telah memberikan rasa aman, nyaman, tertib dan kondusif selama ibadah Imlek dan perayaannya, sehingga saudara kita etnis Tionghoa bisa menjalankan Ibadahnya dengan khusyu’.

“Pak Kapolrestabes Medan dan jajarannya tidak pernah lelah menjaga kenyamanan dan keamanan di ruang publik dalam hal perayaan keagamaan, sekali lagi, terima kasih kepada Pak Kapolrestabes Medan dan jajarannya”, ucap Kiai Khambali yang juga Pengurus BPET MUI Pusat, mengapresiasi kinerja Kapolrestabes Medan dan jajarannya.

“Kiai Khambali mengucapkan: Selamat Tahun Baru Imlek 2576. Gong Xi Fa Cai”.Tutupnya

(Reporter:Indra Matondang/Editor:Royziki F.Sinaga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *