Suaramedannews.com, Mandailing- Terkait adanya pemberitaan pertemuan tertutup dengan Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) saat aksi unjuk rasa terkait stunting dan pelarangan wartawan melakukan peliputan saat pertemuan dengan mahasiswa di Ruang Asisten II bidang perekonomian dan pembangunan pada Rabu.(18/10/2023).
Sebelumnya Perwakilan BEM SE – Mandailing Natal Khairul Amri setelah keluar dari ruangan Ruang Asisten II bidang perekonomian dan pembangunan mengatakan pertemuan satu jam dengan perwakilan Pemkab Madina mengatakan Wakil Bupati Mandailing Natal tidak mengetahui berapa persis anggaran untuk penanganan Stanting, dan hanya memberitahu kepada perwakilan BEM jika anggaran yang di maksud di bagi ke 17 OPD yang ada di Kabupaten Mandailing Natal.
Terkait informasi yang beritakan beberapa media Atika Azmi Utami Nasution Selaku Ketua Tim penanganan Stunting Kabupaten Mandailing Natal(Madina), Membantah.
Dari informasi di kalangan wartawan di Mandailing Natal, Bantahan Atika yang merupakan juga wakil Bupati Madina ini di sampaikannya di ruang kerjannya kepada beberapa orang wartawan pada jum’at.(20/10/2023).
Atika menuturkan kepada beberapa orang wartawan yang hadir mengatakan larangan itu tidak pernah disampaikannya langsung. Bahkan dia pun menjelaskan sudah meminta ajudannya untuk merekam dan mendokumentasikan kegiatan tersebut.
Berita Terkait : Dialog dengan BEM se-Madina Terkait Stanting tertutup
“Saya tidak ada melarang, siapa yang melarang. Kalau petugas Satpol PP yang mengatakan seperti itu, bukan dari mulut saya. Bahkan saya pun sudah meminta kode agar kegiatan tersebut didokumentasikan.” ungkapnya.
Atika juga mengutarakan merasa tersinggung dengan pemberitaan larangan wartawan itu. Menurutnya ini membuat dia merasa berjarak dengan wartawan. Sehingga dia anggap wartawan yang berusaha untuk mencari-cari kesalahan dirinya.
Selain itu, masih penuturan Atika dalam pertemuan dengan beberapa wartawan mengatakan, dirinya sudah menjelaskan apa yang menjadi pertanyaan dari mahasiswa tersebut. Terutama untuk permasalahan anggaran, bahwa dirinya menjelaskan tidak mengetahui berapa anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Stunting.
“Saya jelaskan untuk anggaran, karena saya bukan pengguna anggaran, maka saya tidak tahu sama sekali. Saya juga dipilih sebagai ketua tim bukan permintaan saya. Coba lihat dimana-mana Ketua tim penanganan Stunting itu, kalau tidak Wakil Bupati pasti Wakil Walikota,”jelasnya.
Bahkan Atika pun menegaskan, apabila selalu dicari kesalahannya, tidak menutup kemungkinan dia akan mensomasi media yang memberitakan. Dia pun akui tak ingin membuat jarak antar dirinya dengan wartawan.
(Reporter:Suhartono/Editor:Royziki Feriandi Sinaga)