Penulis: Abdul AzizPurna bhakti BMKG. Pemerhati lingkungan
suaramedannews.com,MEDAN- Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua besar, Benua Asia disebelah barat laut dan Benua Australia di sebelah tenggara.
Diapit oleh dua Samudera, yaitu Samudera Hindia di sebelah barat dan selatan, serta Samudera Pasifik disebelah timur laut.
Letak geografis
Ditinjau letaknya mengapa Indonesia menjadi daerah rawan bencana, hal tersebut disebabkan wilayah Indonesia dilalui oleh Sirkum Pasifik atau Cincin Api Pasifik, daerahnya berada di wilayah tropis (garis khatulistiwa). Sehingga berpotensi mengalami bencana alam, seperti gempa bumi, gunung berapi, tsunami, tanah longsor, banjir dan, kebakaran hutan dan lahan.
Bagaimana dengan Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara secara geografi terletak pada 1° – 4° Lintang Utara dan 98° – 100° Bujur timur, dengan luas daratan 72.981 km2, dimana wilayah terdiri daerah pantai, dataran rendah dan dataran tinggi serta Pegunungan Bukit Barisan yang membujur di tengah-tengah dari utara ke selatan.
Penyebab terjadinya banjir dan longsor di Sumatera Utara adalah tingginya intensitas curah hujan dengan durasi waktu yang lama, ditambah berbagai faktor terjadinya banjir pendangkalan sungai, perambahan hutan, pembangunan Perumahan di daerah tangkapan air.
Selama periode 1 Januari hingga 27 November 2024, bencana alam menunjukkan frekuensi kejadian yang bervariasi, dengan banjir sebagai bencana paling dominan.
Data curah hujan yang diamati Stasiun Klimatologi Sumatera Utara periode 1991 – 2023 rata-rata curah hujannya per tahun = 2.199 mm, sedangkan tahun 2024 hingga bulan November 2024 Stasiun Klimatologi Sumatra Utara tercatat sebesar 2.319 mm
Tingginya curah hujan yang dibarengi dengan buruknya sistem drainase serta perubahan tata guna lahan turut mempengaruhi intensitas banjir yang melanda daerah terdampak, tentunya pemangku kepentingan dapat membuat perencanaan program terpadu duduk bersama dengan instansi terkait, Legislatif, Akademisi, Komunitas kebencanaan, Media, dan dunia usaha berkaitan dengan penanggulangan banjir,” ujar Abdul Aziz.
Seperti banjir yang melanda kota Medan dan sekitarnya pada saat Pilkada baru lalu, Abdul Aziz mendapatkan data curah hujan dari beberapa stasiun BMKG disekitar Medan sebagai berikut:
Pada tanggal 26 November 2024
a. Stasiun Meteorologi Bandara Kuala Namu= 31,7 mm
b. Stasiun Meteorologi Maritim Belawan= 26,2 mm
c. BBMKG Wil I = 53,0 mm
d. Stasiun Geofisika Tuntungan = 52,0 mm
Tanggal 27 November 2024.
a. Stasiun Meteorologi Bandara Kualanamu = 16,6 mm
b. Stasiun Meteorologi Maritim Belawan = 24,2 mm
c. BBMKG Wil I = 13,5 mm
d. Stasiun Geofisika Tuntungan = 33,5 mm
Upaya Mitigasi Bencana Banjir: Strategi dan Tindakan
1. Pengelolaan Tata ruang dan lingkungan
2. Pengembangan Infrastruktur Pengendalian banjir
3. Rehabilitasi dan konservasi lingkungan
4. Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat.
5. Perencanaan dan latihan tanggap darurat.
(Reporter:Anto/Editor:Supriadi)