ALUMNI TEKNIK USU MEMBOCORKAN RAHASIA TOKO GROSIR ACEH YANG ADA DI KOTA MEDAN

Suaramedannews.com, Medan – Toko Grosir yang menjamur di Kota Medan merupakan fenomena yang cukup unik untuk dikulik asal muasal dan bagaimana rahasia dagang yang mereka jalankan. Toko yang menyediakan kebutuhan pokok seperti : beras, mie instan, tepung, telur, rokok dan lain sebagainya.

Hal kini dimana Toko Grosir di Kota Medan yang telah didominasi oleh orang yang bersuku Aceh, bahkan tidak sedikit juga berani membuka tokonya 24 jam. Bahkan hampir semua kota di Indonesia, pasti akan mudah menemukan Toko Grosir seperti ini yang dikelola orang Aceh, dan buka seharian nonstop.

Ada banyaknya kehadiran toko-toko grosir tersebut bukanlah terjadi dengan tiba-tiba namun melalui proses kurun waktu yang sudah cukup lama, realitanya saat ini Toko Grosir atau yang biasa masyarakat kota Medan sebut dengan sebutan Kede Aceh juga tak kalah saing dengan toko-toko dan swalayan modern.

Pada saat pandemi Corona atau Covid 19 melanda Indonesia beberapa tahun lalu, jelas terlihat sektor usaha yang bisa bertahan pada saat pandemi itu berlangsung adalah Kede Aceh.

Bahkan pasca pandemi dinyatakan berakhir, semakin menjamurlah keberadaan Kede Aceh diseluruh Indonesia, Salah satunya di setiap Kecamatan yang ada di Kota Medan, bahkan satu atau tiga kede atau toko mudah terlihat ada di setiap jalan yang tentunya di miliki orang Aceh dan dikelola dengan manajemen yang baik tak kalah dari retail yang modern.

Kede Aceh ini tentunya punya rahasia tersendiri bagaimana dia mampu bertahan di tengah-tengah krisis apapun, selain karena sebagian besar pelaku usaha ini adalah anak-anak muda Aceh yang secara mental sudah sangat kuat, mereka juga punya tekad menjadi orang yang sukses dalam perantauannya.

Asal muasal hadirnya Kede Aceh ini di duga juga karena efek dari sulitnya mendapatkan pekerjaan di daerah asalnya, dimana rata-rata anak muda Kede Aceh ini adalah anak petani yang kurang mendapatkan akses pendidikan berstrata tinggi namun rata-rata dari mereka sangat dekat dengan nilai-nilai islami.

Baca Juga : SYAFRIZAL ROZAM CALEG PARTAI GELORA JATUH CINTA PADA SUSI

Hal menarik yang perlu di petik dari menjamur dan rapatnya Kede Aceh di Kota Medan ini adalah kekompakannya, mereka tidak takut bersaing antar sesama bahkan dengan toko yang dikelola oleh suku lainnya.

Mereka tidak saling menjatuhkan bahkan sering kali mensupport, kalau ada rekan toko lain yang kurang modalnya maka berbondong-bondong siap membantu dengan cara membarter barang dagangan dan saling berdiskusi di warung-warung kopi Aceh di kala waktu senggangnya.

Menariknya lagi, suaramedannews.com berhasil menggali lebih dalam kepada salah satu pelaku usaha ini yaitu Syafrizal Rozam, ST. Dimana ia juga adalah salah satu alumni Teknik USU yang berjibaku sudah 5 tahun membuka usaha Kede Aceh. Rabu,(26/07/2023)

Awalnya dia membuka satu toko di daerah Medan Area namun seiring berjalan ia mampu membuka dua toko lagi di Medan Polonia dan di Medan Sunggal, kesemuanya masih aktif berjalan saat ini.

Di salah satu Kede Aceh 24 jam yang ia namakan Toko Arvino berada di jalan Rajawali Medan Sunggal, ia memaparkan bahwa usaha ini awalnya ia buka guna melapangkan peluang pekerjaan untuk ponakan-ponakannya yang menganggur di Aceh, dengan syarat harus jujur, ulet dan harus tetap rajin beribadah, ciri paling khusus pada tokonya adalah setiap tiba waktu sholat Jumat seluruh tokonya diperintahkan tutup sementara dan anggotanya bergegas menunaikan ibadah tersebut.

Syafrizal Rozam ST ternyata adalah salah satu owner dari kesemua Toko yang berhasil suaramedannews.com kunjungi, ia punya prinsip Usaha bukan hanya semata-mata mencari Keuntungan namun juga mencari Keberkahan, selama menjalankan usaha ini ia dibantu istrinya Besthia untuk tertib pembukuan, termasuk tertib berbagi hasil kepada anggota kerja di setiap toko dan terutama tertib pada pengumpulan Tabungan Zakat dan Tabungan Qurban dari perolehan laba bersih setiap bulannya.

Kedua Tabungan tersebut dikumpulkan istrinya dihitung dan dibagikan setiap tahun, pemotongan zakat 5% dari laba bersih tersebut kemudian dibagikan dalam bentuk kupon sembako yang ia bagikan kepada masyarakat sekitar toko di setiap bulan Ramadhan, sedangkan untuk Qurban di setorkan ke Panitia Qurban yang terdekat dari Tokonya.

Zakat pertoko tersebut disalurkan kepada masyarakat yang tidak mampu dalam bentuk sembako yaitu beras, minyak, gula, dan lain-lain. Dengan cara membagikan kupon sebanyak 100 – 200 Kupon setiap tahunnya, dan aktif berpartisipasi setiap ada event hari besar lainnya.

Toko Alza, Toko Arkan dan Toko Arvino yang ia miliki diambil dari nama ketiga anak laki-lakinya, ia yang bertekad kuat agar model usaha berkah seperti ini bisa juga diikuti oleh semua orang yang memiliki usaha yang sama maupun usaha lain khususnya orang Aceh di Kota Medan ini.

Selain sebagai pengusaha grosir sembako, Syafrizal Rozam ST tercatat sebagai anggota DPW KOPITU SUMUT (Komite Pengusaha Mikro Kecil Menengah Indonesia Bersatu) yang di pimpin oleh Moh. Rachmat Takarina.

Selain membuka Toko Grosir beliau juga Sukses sebagai pengusaha expedisi, supplier beras dan saat ini juga Syafrizal Rozam ST terdata sebagai kader Partai Gelora yang loyalis, yang sedang mencoba keberuntungannya sebagai Caleg DPRD Kota Medan dari Dapil 5 di tahun 2024.

Di akhir pertemuan dengan suaramedannews.com, Syafrizal Rozam ST yang berdomisili di Medan Sunggal ini menjelaskan dalam waktu dekat ini sedang membentuk Komunitas Grosir Aceh baik itu Toko Sayuran, Toko Buah dan Mie Aceh agar bergabung di komunitas yang ia namai APPAM (Asosiasi Persatuan Pedagang Aceh Medan). Ia berambisi agar semua usaha kecil dan menengah milik orang Aceh di Kota Medan semakin solid dan semakin luas manfaatnya untuk masyarakat Kota Medan.

Itulah rahasia usaha orang Aceh sehingga bisa tetap eksis di tengah ketatnya persaingan minimarket modern seperti Indomaret dan Alfamart.(*)

(Reporter:Indra Matondang/Editor:Royziki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *