suaramedannews.com – Medan – Memiliki aktivitas yang padat terkadang membuat seseorang yang menjalaninya menjadi bingung dan tidak tahu harus menyelesaikan urusan apa terlebih dahulu. Aktivitas yang padat itu bisa saja dimiliki oleh siapapun. Misalnya sebagai seorang pelajar, yang memiliki kesibukan di sekolah, mengikuti bimbingan belajar, sampai pekerjaan di rumah. Jika sudah sampai pada tahap bingung mau mengerjakan urusan yang mana, biasanya berakhir dengan semua urusan menjadi kacau dan berantakan.
Maka dari itu diperlukan adanya manajemen waktu yang baik. Apa sih itu manajemen waktu? Manajemen waktu adalah kemampuan untuk merencanakan dan meningkatkan penggunaan waktu secara efektif. Dengan kata lain, manajemen waktu merupakan kemampuan dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan urusan yang diprioritaskan terlebih dahulu. Beberapa manfaat yang didapat ketika seseorang memiliki manajemen waktu yang baik adalah menjadi seseorang yang lebih disiplin, pribadi yang menghargai waktu, dan dapat mengurangi kadar stress karena tidak ada tugas yang menumpuk.
Kemampuan manajemen waktu yang baik ini juga diterapkan oleh seorang mahasiswa yang mempunyai segudang aktivitas yang begitu padat. Rafie, yang membuatnya harus menerapkan kemampuan manajemen waktu agar urusan atau tugas yang ia miliki tidak berantakan. Rafie itu siapa sih? Mengapa ia harus mempunyai kemampuan manajemen waktu yang baik?
Muhammad Rafie Akbar atau yang akrab disapa dengan Rafie, adalah seorang mahasiswa yang menuntut pendidikan di 3 perguruan tinggi sekaligus. Diawali dengan Rafie yang berkuliah di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2020 di Program Studi Ilmu Hukum. Lalu pada tahun 2021, Rafie kembali mendaftar dan resmi menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Panca Budi dengan Program Studi Pendidikan Islam. Terakhir, tepatnya pada tahun 2022, Rafie kembali menjadi mahasiswa baru pada Universitas Terbuka dengan Program Studi Komunikasi. Sejak saat itu, resmilah seorang Muhammad Rafie Akbar menjadi mahasiswa aktif di tiga perguruan tinggi.
Hal inilah yang membuat Rafie harus memiliki kemampuan dalam mengatur waktunya dengan baik agar jadwal yang ia miliki di satu universitas tidak akan menganggu jadwal di universitas lainnya. Oleh karena itu, Rafie menggunakan salah satu metode manajemen waktu dari Eisenhower Matrix. Bagaimana cara Rafie menggunakan metode dari Eisenhower ini? Yuk simak tipsnya agar kamu semakin produktif!
Rafie menggunakan metode Eisenhower Matrix yang menggunakan tabel seperti di atas ini untuk menentukan prioritasnya, yaitu lakukan atau laksanakan, menetapkan jadwal untuk melakukan kegiatannya, mendelegasikan (melimpahkan sebagian tanggung jawab kepada orang lain), ataupun menghapus kegiatan yang sekiranya tidak menjadi prioritas. Metode Eisenhower Matrix dapat dilakukan melalui menggambar dengan cara tulis tangan ataupun melalui Google Calender. Namun dalam hal ini, Rafie mengaku lebih nyaman menggunaan tulis tangan.
Sebagai contohnya, pada tahun ajaran ini atau semester ini, Rafie mengambil libur atau cuti di salah satu universitasnya dan memprioritaskan dirinya sebagai mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) dikarenakan pada masa ini, Rafie adalah seorang mahasiswa yang sedang disibukkan oleh skripsi (tugas akhir) serta tugas-tugas lainnya di USU. Rafie melakukan hal ini dengan metode Eisenhower Matrix sebab Rafie merasa bahwa Ia pada masa ini hanya sanggup menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa di USU. Selain itu, dikarenakan di USU Rafie sudah memasuki hitungan mahasiswa semester akhir, alangkah lebih baiknya jika ia menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu di USU. Setelah urusan di USU selesai, Rafie akan fokus kembali dengan 2 universitas lainnya.
Begitulah tips dari Rafie yang menggunakan metode manajemen waktu Eisenhower Decision Matrix untuk membantunya mengatur jadwal sebagai mahasiswa aktif di tiga universitas. Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik menggunakan metode manajemen waktu dari Eisenhower Matrix untuk meningkatkan produktivitasmu?
(Reporter Anto/Editor SP/Kotributor Anna FP)